Data Flow Diagram (DFD) dalam Rekayasa Perangkat Lunak

Data Flow Diagram (DFD) dalam Rekayasa Perangkat Lunak

🎓 Tingkatkan Kompetensi Digital Bersama S1 Rekayasa Perangkat Lunak Telkom University
Dalam pengembangan perangkat lunak, pemodelan sistem menjadi langkah penting sebelum implementasi dilakukan. Salah satu teknik pemodelan yang populer dan mudah dipahami adalah Data Flow Diagram (DFD). Di Program Studi S1 Rekayasa Perangkat Lunak Telkom University, mahasiswa akan mempelajari DFD sebagai alat bantu untuk menganalisis kebutuhan dan merancang alur informasi dalam sistem.
👉 Kunjungi website resmi Telkom University untuk informasi pendaftaran dan kurikulum.


Apa Itu Data Flow Diagram (DFD)?

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah diagram grafis yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui sistem. DFD menjelaskan:

  • Sumber data,
  • Proses yang terjadi,
  • Penyimpanan data, dan
  • Tujuan akhir data.

DFD membantu tim pengembang memahami alur informasi secara lebih sederhana dan jelas sebelum masuk ke tahap coding.


Fungsi dan Tujuan DFD

Mengapa DFD penting dalam rekayasa perangkat lunak?

  • Menganalisis kebutuhan sistem dengan memetakan aliran data.
  • Membantu komunikasi antara developer dan stakeholder non-teknis.
  • Menyederhanakan sistem kompleks menjadi model yang mudah dipahami.
  • Menjadi dasar dokumentasi untuk desain dan pengembangan sistem.

Simbol-Simbol dalam DFD

DFD menggunakan simbol standar untuk menggambarkan elemen sistem:

  • External Entity (Kesatuan Luar): sumber atau tujuan data, digambarkan dengan persegi panjang.
  • Process (Proses): transformasi data, digambarkan dengan lingkaran atau elips.
  • Data Flow (Aliran Data): perpindahan data, digambarkan dengan panah.
  • Data Store (Penyimpanan Data): tempat penyimpanan, digambarkan dengan dua garis paralel.

Level dalam DFD

DFD biasanya disusun dalam beberapa level untuk memperinci sistem:

  1. DFD Level 0 (Context Diagram)
    • Menunjukkan sistem secara keseluruhan sebagai satu proses utama.
    • Menampilkan interaksi dengan entitas luar.
  2. DFD Level 1
    • Memecah proses utama menjadi sub-proses.
    • Menampilkan aliran data antar proses dan data store.
  3. DFD Level 2, 3, dst.
    • Memberikan detail lebih dalam tentang sub-proses tertentu sesuai kebutuhan.

Contoh Penggunaan DFD

Misalnya pada sistem informasi perpustakaan:

  • Context Diagram: entitas Mahasiswa meminjam buku melalui Sistem Perpustakaan, data tersimpan di Database Buku.
  • Level 1: sistem dipecah menjadi proses Peminjaman Buku, Pengembalian Buku, dan Manajemen Anggota.

Dengan model ini, alur data menjadi lebih jelas dan sistem mudah dipahami.


Tools untuk Membuat DFD

Beberapa aplikasi populer untuk menggambar DFD:

  • Lucidchart
  • Draw.io
  • Microsoft Visio
  • StarUML

Kesimpulan

Data Flow Diagram (DFD) adalah teknik pemodelan yang sangat berguna dalam rekayasa perangkat lunak. Dengan DFD, aliran data dapat divisualisasikan secara jelas sehingga sistem yang dikembangkan lebih terstruktur, mudah dipahami, dan sesuai kebutuhan pengguna.

✨ Menguasai DFD merupakan salah satu kompetensi penting bagi mahasiswa S1 Rekayasa Perangkat Lunak Telkom University dalam meniti karier sebagai Software Engineer.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *